Kali ini, Team Vitasi.net akan membahas mengenai tentang Cara Menyimpan ASI Perah yang Baik dan Benar.
Konsumsi ASI bagi tumbuh kembang bayi begitu berarti.
Apabila Bunda sibuk bekerja sekalipun, tugas menyuplai ASI untuk si bayi tentu tidak boleh pudar.
Sebagian memilih untuk memroduksi ASIP atau ASI Perah, akan tetapi sudah benarkah tata cara penyimpanannya?
Cara menyimpan ASI memang harus tepat guna, tujuannya supaya ASI tidak rusak dan senantiasa aman dikonsumsi bayi.
Nah, untuk lebih jelasnya, mari disimak ulasan berikut ini.
Pilih Botol Plastik ASIP
Sebagai langkah awal, tentu Bunda harus memilih botol yang akan digunakan untuk menampung ASI perah.
Bunda bisa pilih jenis botol susu berbahan dasar plastik yang ringan dengan tutup rapat agar tidak mudah tumpah sehingga ASI jadi terbuang percuma.
Pemilahan botol susu dengan bahan plastik berperan mengkondisikan wadah ideal untuk mempertahankan kesegaran ASI.
Hal ini sebagai masukan supaya Bunda tidak terlalu terpaku bahwa memilih botol harus yang berbahan dasar kaca.
Dikarenakan botol kaca bila disimpan dalam lemari es cenderung lebih berat, akan mudah pecah, dan berpotensi pecah jika terjatuh.
Ditinjau dari faktor ini yang membuat pemilihan botol kaca perlu dipertimbangkan ulang.
Pemilihan botol plastik bisa Bunda limpahkan pada botol yang tidak mengandung bahan BPA (BPA free).
Jadi, selain menghindari botol dengan bahan kaca, yang namanya menyimpan ASI perah dalam botol juga harus memilih jenis botol plastik dengan bahan khusus.
Botol plastik yang dimanfaatkan untuk menyimpan ASI perah sebaiknya juga harus tebal dan kuat.
Jika Bunda tidak menemukan botol ASI perah dengan bahan BPA free bisa menggunakan kantong plastik khusus yang dirancang untuk menyimpan ASI.
Anda bisa menemukan bahan ini di pusat perlengkapan ibu dan bayi.
Bersihkan Secara Berkala Tempat Menyimpan ASI
Idealnya bersihkan botol dengan sabun maupun dengan air hangat sampai bersih.
Bila perlu bisa dengan air hangat atau direbus seperti halnya merebus botol susu biasa, lalu biarkan beberapa saat sampai kering dengan sendirinya.
Harap berhati-hati ketika merebus tempat berbahan plastik, karena tidak semua plastik yang aman bila terkena panas.
Salah satu cara mencairkan bunga es di freezer.
Semua freezer entah itu khusus ASI atau biasa, pasti akan ada bunga es.
Bunga es ini hadir secara alami yang disebabkan oleh masuknya udara ketika pintu freezer terbuka.
Apabila kita sering membuka dan metutup freezer maka bunga es akan semakin cepat muncul dan menebal.
Mengapa bunga es pada freezer ini harus dibersihkan?
Karena memang dengan munculnya salju atau bunga es ini kapasitas pendinginnya akan melemah dan biaya listrik kian boros.
Oleh karena itu, freezer harus dibersihkan secara berkala.
Perhatikan Tempat Menyimpan ASI
Tempat yang baik untuk menyimpan ASI bisa memanfaatkan tempat berbahan beling atau plastik dengan tutup yang kedap udara seperti botol susu, atau kantong khusus untuk ASI.
Jangan gunakan kantong yang bukan khusus untuk ASI, karena berpotensi pecah ketika dibekukan di dalam freezer.
Bagaimana jika tidak ada freezer atau lemari es?
Penyimpanan ASI perah tanpa lemari es bisa diatasi dengan menyiapkan beragam perlengkapan yang dibutuhkan.
Mulai dari kotak styrofoam kecil sampai termos. Sediakan kotak pendingin (cool box) kapasitas sedang atau besar sebagai persediaan di rumah.
Untuk wadah ASI sendiri bisa meletakkan ASI perah dalam botol kaca sisa minuman atau selai dengan tutup plastik.
Jangan lupa pilih kantung plastik dengan klip yang tebal.
Tambahkan es batu secukupnya sesuai kapasitas kotak pendingin.
Adanya kotak styrofoam dan cool box dapat menjaga kondisi ASI perah selama lebih kurang 24 jam dengan kondisi es batu memenuhi kotak, botol atau plastik ASIP bersentuhan langsung dengan es batu.
Kotak tidak boleh sering dibuka tutup.
Buka tutup hanya berfungsi untuk memasukkan atau mengeluarkan ASIP.
Sedangkan untuk penyimpanan lebih dari 24 jam, Bunda bisa mengganti es batu yang sudah mencair dengan yang beku.
Ini dapat menambah masa tenggang sampai 36 jam.
Suhu dan Waktu Penyimpanan ASI
Pada hakikatnya, ASI dapat bertahan kurang lebih 6-8 jam apabila suhu ruangan kurang dari 25°C.
Jika kurang dari suhu tersebut, ASI dapat disimpan di dalam kulkas atau freezer.
Saran buat Bunda yang bekerja di luar rumah tentu bisa dengan memompa ASI pada pagi harinya untuk kemudian disimpan dalam kulkas.
Sehingga akan selalu ada asupan ASI eksklusif meskipun bayi ditinggal bekerja.
Kulkas bersuhu 4°C dapat menyimpan ASI maksimal 5 hari.
Nah, jika dibekukan pada freezer bersuhu -15°C, ASI dapat disimpan selama kurun waktu 14 hari.
Menyajikan ASI yang Sudah Disimpan
Sebaiknya Bunda meletakkan ASI pada kulkas bagian belakang, karena bagian ini memiliki suhu yang paling dingin.
Bila waktu penyimpanan sudah lewat, Bunda sebaiknya jangan gunakan lagi ASI tersebut.
Setelah ASI dikeluarkan dari kulkas, cara paling jitu untuk memanaskannya dengan merendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkuk yang sudah berisi air panas.
Bila ASI tersebut tidak habis dalam sekali pakai, sebaiknya jangan digunakan kembali setelah 24 jam serta jangan memanaskan ASI dengan microwave.
Selain itu, Bunda bisa sirami tempat penyimpanan dengan air dingin yang mengalir dari kran.
Ketika ASI mulai mencair, gunakan air hangat dari kran sampai seluruhnya mencair.
Ingat, hindari mencairkan ASI beku dengan cara mendiamkannya pada suhu ruangan.
Setelah ASI cair, barulah bisa merendam botol atau tempat penyimpanan di dalam wadah yang sudah diisi air panas
Kebersihan Selama Menyimpan ASI
Satu hal yang tidak kalah pentingnya yaitu perihal sterilisasi.
Disarankan Bunda senantiasa mencuci tangan sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.
Wadah penyimpanan harus dipastikan steril. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA).
Hindari penggunaan kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.
Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
Menandai Botol yang Menyimpan ASI
Agar tetap menjaga kesegaran ASI yang sudah diperah dan disimpan, maka ibu harus memberikan penanda khusus untuk botol susu atau kantong plastik penyimpan.
Semua botol penyimpan ASI harus diberi tanda berupa kapan waktu perah ASI tersebut dilakukan dan kapan ASI tersebut harus diberikan kepada bayi.
Supaya konsisten menyajikan ASI yang segar, maka ASI yang sudah diperah lebih awal sebaiknya juga diberikan segera.
Pola semacam ini bisa dilakukan dengan cara berurutan sehingga bayi tetap menerima ASI yang segar dan menyehatkan walaupun sudah disimpan.
Cara semacam ini sebagai jalan keluar kala Bunda sedang tidak ada di rumah, maka pengasuh bayi juga bisa memberikan ASI yang sudah disimpan dan aman dikonsumsi bayi karena sudah ada tanda pada botol penyimpan.